Assalamu'alaikum...
Kok bisa ya batu bisa berbicara, bagaimana mungkin. Mungkin benak kita akan bertanya-tanya kenapa bisa bicara, siapa yang diajak bicara dan sebagainya. Ketahuilah, bahwa semuanya akan menjadi mungkin kalau Allah SWT menghendaki, Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"Wahai Fatimah, apa yang menyebabkan engkau meangis? Semoga bukan ayahmu yang membuat engkau menangis," ujar Rasulullah SAW.
"Ya Rasulullah, penggilingan ini dan urusa-urusan rumah tanggalah yang menyebabkan aku menangis," jawab Fatimah yang berurai air mata.
Siti Fatimah ra mengaku bahwa tangisnya pecah karena beratnya pekerjaan rumah tangga yang dijalaninya dan merasa sangat capek menggiling gandum untuk dijadikan tepung. Hampir seharian Fatimah menggiling sehingga jari-jarinya terasa sakit.
Setelah Fatimah mengadukan permasalahannya, segera saja Rasulullah SAW mendatangi gilingan gandum yang terbuat dari batu. Sambil mengucap Basmalah, Rasulullah SAW kemudian memasukkan jarinya ke tumpukan biji gandum yang masih tersisa di dalam penggilingan.
Dengan izin Allah SWT, gilingan manual tersebut tiba-tiba saja bergerak sendiri menghaluskan gandum menjadi tepung.
Setelah semua pekerjaan selesai, tiba-tiba saja Rasulullah SAW diberi mukjizat lagi oleh Allah SWT.
Terdengar sayup-sayup, batu penggilingan itu yang merasa lelah dan mengeluh. Penggilingan merasa takut dengan Firman Allah SWT dalam Surat At-Tahriim ayat 6.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahriim [66]: 6).
"Wahai Rasulullah, kenapa engkau tersenyum?" tanya Fatimah ra.
"Aku tersenyum karena batu ini telah mengatakan kepadaku tentang sesuatu hal," jawab Rasulullah SAW.
"Apa yang diucapkan batu itu ya Rasulllah?" tanya Fatimah ra.
"Batu penggilingan itu takut dan tidak mau dijadikan bahan bakar api neraka," jawab Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW membalas ucapan batu penggilingan itu.
"Hai batu, bergembiralah dan bersenanglah karena engkau akan menjadi batu yang akan dipakai untuk membangun istana Fatimah nanti di surga."
Begitu bahagianya batu penggilingan gandum itu, dimana pada saat teman-temannya dijadikan Allah SWT sebagai bahan bakar api neraka, hanya dia yang mendapatkan kemulian itu.
Rasulullah SAW kemudian mendekati anaknya yang mulai berhenti menangis.
Subhanallah...
Ternyata ada batu yang bisa bicara lagi surga.
Kok bisa ya batu bisa berbicara, bagaimana mungkin. Mungkin benak kita akan bertanya-tanya kenapa bisa bicara, siapa yang diajak bicara dan sebagainya. Ketahuilah, bahwa semuanya akan menjadi mungkin kalau Allah SWT menghendaki, Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kisahnya
Pada suatu hari Rasulullah SAW mengunjungi putri kesayangannya yang bernama Fatimah untuk suatu keperluan. Namun apa yang bterjadi, sesampainya di rumah Fatimah ra Rasulullah SAW terkejut karena mendapati putrinya tersebut menangis di samping penggilingan gandum yang terbuat dari batu."Wahai Fatimah, apa yang menyebabkan engkau meangis? Semoga bukan ayahmu yang membuat engkau menangis," ujar Rasulullah SAW.
"Ya Rasulullah, penggilingan ini dan urusa-urusan rumah tanggalah yang menyebabkan aku menangis," jawab Fatimah yang berurai air mata.
Siti Fatimah ra mengaku bahwa tangisnya pecah karena beratnya pekerjaan rumah tangga yang dijalaninya dan merasa sangat capek menggiling gandum untuk dijadikan tepung. Hampir seharian Fatimah menggiling sehingga jari-jarinya terasa sakit.
Setelah Fatimah mengadukan permasalahannya, segera saja Rasulullah SAW mendatangi gilingan gandum yang terbuat dari batu. Sambil mengucap Basmalah, Rasulullah SAW kemudian memasukkan jarinya ke tumpukan biji gandum yang masih tersisa di dalam penggilingan.
Dengan izin Allah SWT, gilingan manual tersebut tiba-tiba saja bergerak sendiri menghaluskan gandum menjadi tepung.
Setelah semua pekerjaan selesai, tiba-tiba saja Rasulullah SAW diberi mukjizat lagi oleh Allah SWT.
Terdengar sayup-sayup, batu penggilingan itu yang merasa lelah dan mengeluh. Penggilingan merasa takut dengan Firman Allah SWT dalam Surat At-Tahriim ayat 6.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahriim [66]: 6).
Pondasi Istana Fatimah di Surga
Begitu mendengar keluhan batu penggilingan itu, Rasulullah SAW tersenyum."Wahai Rasulullah, kenapa engkau tersenyum?" tanya Fatimah ra.
"Aku tersenyum karena batu ini telah mengatakan kepadaku tentang sesuatu hal," jawab Rasulullah SAW.
"Apa yang diucapkan batu itu ya Rasulllah?" tanya Fatimah ra.
"Batu penggilingan itu takut dan tidak mau dijadikan bahan bakar api neraka," jawab Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW membalas ucapan batu penggilingan itu.
"Hai batu, bergembiralah dan bersenanglah karena engkau akan menjadi batu yang akan dipakai untuk membangun istana Fatimah nanti di surga."
Begitu bahagianya batu penggilingan gandum itu, dimana pada saat teman-temannya dijadikan Allah SWT sebagai bahan bakar api neraka, hanya dia yang mendapatkan kemulian itu.
Rasulullah SAW kemudian mendekati anaknya yang mulai berhenti menangis.
Subhanallah...
Ternyata ada batu yang bisa bicara lagi surga.
Comments
Post a Comment