Batu Hancur Jadi Debu Hanya Dengan Tiga Kali Pukulan

Anugerah yang hebat ini ternyata pernah dilakukan oleh seseorang yang pernah hidup di muka bumi. Batu begitu besarnya bisa hancur lebur hanya dengan tiga kali pukul saja.

Kisah ini terjadi pada masa Rasulullah SAW masih hidup. Tepatnya pada masa perang Khandaq. Untuk melindungi kaum muslimin, maka ada perintah dari Rasulullah SAW untuk membuat parit.

Parit tersebut segera dikerjakan oleh kaum muslimin dengan cara kerja gotong-royong. Nah, ketika sedang menggali parit inilah kaum muslimin mendapati kesulitan.





Persis di tengah-tengah galian parit, rupanya ada sebuah batu besar yang menghalagi penggalian. Satu persatu umat Islam mencoba untuk menghancurkan batu besar tersebut.

Namun hasilnya adalah nihil, tak bisa dipecahkan sama sekali. Kemudian kaum muslimin memberitahukan hal ini kepada Rasulullah SAW yang kala itu sedang memberti pengarahan kepada kaum muslimin lainnya.

"Ya Rasulullah, ada sebuah batu besar yang menghalangi kerja kami, " kata seorang kaum muslimin.


Mendengar penuturan tersebut, kemudian Rasulullah SAW turun ke dalam parit dan melakukan pukulan sebanyak tiga kali pukulan kepada batu besar tersebut dengan menggunakan sebuah pangkur atau sejenis cangkul.

Pada pukulan pertama, semua orang melongo karena batu besar sebesar kerbau tadi terpecah menjadi sepertiga bagian.
"Alhamdulillah, kunci-kunci Syria telah diberikan kepadaku, "ucap Rasulullah SAW pada pukulan pertama.






Kemudian dipukullah lagi batu besar tersebut untuk yang kedua kalinya. Dengan pukulan yang kedua ini, maka terpecahlah batu tersebut menjadi berkeping-keping.
"Alhamdulillah, kunci-kunci Persia telah diberikan kepadaku. Demi Allah, aku melihat istana putih madani, "tutur Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW memukul lagi untuk yang ketiga. Pada kali ini, kepingan-kepingan batu menjadi hancur lebur.
"Alhamdulillah, aku telah diberikan kunci-kunci Yaman. Demi Allah, aku sekarang dapat melihat gerbang Sana'a, "kata Rasulullah SAW.

Subhanallah...
Suatu mukjizat yang tiada tara diberikan kepada junjungan kita, Rasulullah SAW.

Comments